barangkali, kau akan membenci ketidakhadirannya, serupa ia membenci hari ini. hari di mana, ikatannya denganmu telah terganti dengan ikatan baru yang melilit di jemari manismu kini. kau akan membencinya, sebab hari ini ia dengan sengaja menaruh kakinya sejauh mungkin, sejauh yang ia mampu untuk melupa; bahwa usia tak kan selamanya muda, dan kaupun ialah perempuan dengan sebuah pilihan.

di kepalamu, ia adalah laki-laki yang penuh dengan emosi. kau lupa, bahwa laki-lakipun adalah pemilik yang sahih untuk sebuah gengsi. ia mencintaimu, jauh sebelum dunia menyapa kedua matamu; ia mencintaimu, meski ia hanya menjadi cinta pertamamu; ia mencintaimu, meski hanya doa yang mampu untuk memelukmu.

dan kau kini membenci ketidakhadirannya. tanpa mau mengerti, ini tak kan pernah mudah baginya; untuk menerima bahwa kau membagi hatimu, untuknya dan untuk laki-laki yang akan menikmati tawamu setiap harinya. ia bukan laki-laki yang sempurna, namun ia adalah laki-laki yang begitu mencintaimu tanpa mengada-ada; meski tak sekalipun ada kata-kata cinta yang jatuh dari lidah.

tak cukupkah waktu yang ada untuk membuktikan? bahwa kau begitu dicintai melebihi perempuan yang ia nikahi, perempuan yang begitu kauhormati. ia begitu gigih untuk menikahi tawamu selama ini, tak peduli jika malam telah berganti pagi, selama ada nasi dan sekantung tawamu di tiap lembar hari. ia begitu gigih, hingga waktu telah membuatnya menjadi laki-laki yang begitu pelupa; bahwa bahagia pun berusia, dan hidup hanyalah perihal kedatangan dan kepergian. barangkali, di mana kepergiannya, menjadi pintu untuk bahagiamu tiba; dan ia harus mampu tersenyum dengan ikhlas, meski hatinya akan lama berduka.

setelah hari pernikahanmu ini, ia akan kerap berdoa dalam nyanyiannya di gereja; agar bahagia memelukmu selama-lamanya, meski ia tak kan pernah tahu, bahwa kau akan tetap mencintainya melalui lantunan ayat qur’an, dan sujudmu di atas sajadah. bukankah begitu janggal, mencintai dalam diam? dalam diam, kau dan ia akan tetap mencintai diam-diam, dan alam akan merekamnya sebagai karya Tuhan yang tak terdifinisikan.

kau membencinya, sebab kau begitu mencintainya; dan kehadiran, ialah apa yang begitu kau nantikan. ia akan selamanya menjadi cinta pertama yang tak tergantikan, dan kau, akan tetap menjadi putri yang begitu dicinta hingga ia tutup usia.

tumblr_lnzxzd0yD51qiibtoo1_500